Tuesday, October 23, 2012

Author information in search results

Author information in search results

Google is piloting the display of author information in search results to help users discover great content. Check out these sample queries: [steven levy google plus], [chlorine based life], [madonna], [britney spears], [google authorship], [david pogue nytimes], [pete wentz], [javascript inheritance].

Google Web Search

Google Web Search result snippet showing authorship information

Google News

Google News Search result showing authorship information If you want your authorship information to appear in search results for the content you create, you'll need a Google+ Profile with a good, recognizable headshot as your profile photo. Then, verify authorship of your content by associating it with your profile using either of the methods below. Google doesn't guarantee to show author information in Google Web Search or Google News results.
Option 1: Link your content to your Google+ profile using a verified email address.
Option 2: Set up authorship by linking your content to your Google+ profile
  1. Create a link to your Google+ profile from your webpage, like this:
      <a href="[profile_url]?rel=author">Google</a>
    Replace [profile_url] with the your Google+ profile URL, like this:
      <a href="https://plus.google.com/109412257237874861202?
       rel=author">Google</a>
    Your link must contain the ?rel=author parameter. If it's missing, Google won't be able to associate your content with your Google+ profile.
  2. Add a reciprocal link back from your profile to the site(s) you just updated.
    1. Edit the Contributor To section.
    2. In the dialog that appears, click Add custom link, and then enter the website URL.
    3. If you want, click the drop-down list to specify who can see the link.
    4. Click Save.
  3. To see what author data Google can extract from your page, use the structured data testing tool
If you don't want your authorship information to appear in search results, edit your profile (using http://plus.google.com/me/about/edit), and make sure the Profile discovery option Help others discover my profile in search results is unchecked.

Sunday, October 14, 2012

Liburan Cuti Besar

Waktu terus bergulir, tidak terasa sampai tanggal 12 Oktober pun terlewati. Ada apa dengan tanggal tersebut??? ternyata tepat pada tanggal itu adalah awal pengabdian saya di Bank BRI tempat saya mencari nafkah sejak tahun 2006. Bekerja disini saya banyak belajar dan mendapat pengalaman baru. Segala rasa baik itu senang maupun susah saya jalani dengan keikhlasan dan berusaha enjoy. Pekerjaan diawali sebagai seorang deskman (customer service), teller, dan sekarang menjabat sebagai mantri (account officer/bagian kredit).
Tidak hanya bekerja saja, ternyata perusahaan juga memberi tunjangan cuti bagi pekerjanya. Di BRI, apabila sudah bekerja dalam status sebagai pekerja tetap selama 6 tahun akan mendapat tunjangan cuti yang disebut "Cuti Besar". Cuti ini ada 3 opsi:
  1. Cuti diambil 3 bulan penuh.
  2. Cuti diambil 2 bulan + tunjangan 1 x upah.
  3. Cuti diambil 1 bulan + tunjangan 2 x upah.
Hmmm... sepertinya enak kalo liburan 3 bulan. Mengenai cuti ini setelah saya konsultasikan dengan Kaunit, disetujui 3 hari saja. Hal ini mengingat akan volume kerjaan yang masih dalam target yang belum tercapai.
Jadi saya pilih opsi yang ke 3. Pengajuan cuti ini telah saya ajukan, dan semoga dapat disetujui oleh AMBM dan Pinca Kanca BRI Tabanan.

Astungkara.

NB:
catatan perjalanan karier saya di BRI:
  • Deskman | BRI Unit Seminyak | Oktober 2006 - September 2007
  • Petugas Antar Unit (PAU) | Kanca BRI Renon | Oktober 2007 - Desember 2007
  • Deskman | PPD Kerambitan | Januari 2008
  • Deskman | BRI Unit Penebel | Februari 2008 - September 2009
  • Teller | BRI Unit Perean | Oktober 2009 - September 2010
  • Mantri | BRI Unit Baturiti | Oktober 2010 - Desember 2010
  • Mantri | BRI Unit Pupuan | Januari 2011 - Desember 2011
  • Mantri (Teras BRI Kas Keliling) | BRI Unit Yeh Gangga | Januari 2012 - sekarang.

Saturday, October 13, 2012

Program CSR Kanca BRI Tabanan 2012

Sebagai wujud rasa tanggung jawab sosial atas dukungan dan peran serta nasabah BRI pada khususnya serta masyarakat Tabanan pada umumnya, Kanca BRI Tabanan melaksanakan program Corporate Sosial Responsibility (CSR) yang diserahterimakan oleh Pemimpin Cabang Kanca BRI Tabanan (Bpk Nazaruddin) secara simbolis kepada Kepala Pasar Dauh Pala (Bpk I Gde Budiadi) bertepatan pada acara Pesta Rakyat Simpedes Smt I/2012 yang disaksikan juga oleh Bupati Tabanan pada awal bulan September yang lalu.
Program CSR ini bertajuk "BRI Peduli Pasar Rakyat (Pesat)" pelaksanaannya meliputi program berupa:
  1. Perbaikan sarana jalan (pemasangan paving blok) di los pasar ikan laut dan daging babi.
  2. Renovasi toilet pasar 2 kamar.
  3. Pemasangan Neon Box.
Pengerjaan program sudah dilakukan oleh rekanan BRI mulai akhir bulan September dan direncanakan rampung pada bulan Oktober ini. Semoga program Pesat ini bermanfaat bagi para pedagang di Pasar Dauh Pala dalam memberikan rasa nyaman dan aman dalam beraktivitas.
Kanca BRI Tabanan berterimakasih atas kontribusi dari para nasabah di Pasar Dauh Pala sebagai mitra pasar sasaran Teras BRI Kas Keliling. Program Pesat merupakan agenda tetap BRI yang akan selalu dilaksanakan setiap tahunnya.

Pasar Dauh Pala Tabanan
 Los Ikan Laut dan Daging Babi Pasar Dauh Pala

Toilet Pasar Dauh Pala

Sekilas Pasar OB atau Pasar Kodok Tabanan

Pasar ini terletak di Br. Tegal Belodan, Kelurahan Dauh Peken, Kecamatan Tabanan, Kabupaten Tabanan (Coordinates: 8°32'43"S 115°7'18"E). Keberadaan pasar ini dimulai sekitar tahun 2001 dan awalnya dimotori oleh para pedagang dari Madura yang mengadu nasib di Bali, namun dalam perkembangannya pasar ini mendapat sambutan dan akhirnya saat ini terdapat aktivitas lebih dari 300 orang pedagang yang tersebar rapi dalam jajaran kios di suatu areal persawahan yang luas. Saat ini 80 % pedagang pakaian bekas ini masih dikuasai kaum urban dari Madura dan sisanya berasal dari Lumajang dan Bali.
Pasar OB Tabanan
Pasar Obral Bekas (OB) seringkali juga di kenal dengan nama Pasar Kodok. Kenapa disebut Pasar Kodok? menurut informasi para pedagang di sana, hal ini terkait karena lokasi persawahan yang menjadi areal pasar tersebut, pada awalnya merupakan areal yang banyak sekali ditemukan kodok.

Banyak orang yang masih tidak tahu lokasi pasar ini karena terbatasnya publikasi media akan keberadaan pasar ini. Keberadaan pasar ini lebih banyak tersebar dengan berita dari mulut ke mulut. Sungguhlah sangat mengagetkan ketika kita menjejakkan kaki dipasar ini, terdapat berpuluh-puluh ribu jenis pakaian bekas import yang datang dari Singapore & Jepang.

Para pedagang ini mendapatkan pakaian bekas tersebut dari para importer pakaian bekas yang sebagian besar berasal dari wilayah Padang. Biasanya para pedagang itu akan membeli dalam bal-bal (karung) pakaian bekas yang sudah disortir terlebih dulu dan dipisahkan sesuai jenis dan kualitas pakaian bekas itu sendiri. Harga per bal pakaian bekas itu relatif murah, dengan kisaran Rp. 2 juta-an/bal bisa diperoleh 1000 pcs pakaian bekas untuk anak-anak. Kemudian para pedagang itu pun melanjutkan menjual pakaian-pakaian bekas ke masyarakat di areal pasar Kodok ini.
Tak sedikit pedagang yang langsung mencuci setrika pakaian bekas tersebut, namun ada juga yang langsung menjualnya walau dalam keadaan lecek (lusuh). Menurut para pedagang, pakaian bekas yang sudah langsung dilaundry tersebut bisa terjual dengan harga yang lebih tinggi karena pembeli lebih yakin dan tidak perlu takut terkena penyakit.

Pengunjung Pasar Kodok berasal dari berbagai kalangan, dan pangsa pasar terbesar pakaian bekas ini ternyata banyak diminati oleh anak muda khususnya dari kalangan yang mengetahui merek-merek ternama dunia. Selain merefleksikan posisi keuangan anak-anak muda yang terbatas, ia juga menggambarkan gairah akan gaya pakaian-pakaian retro yang otentik dan tidak ada kembarannya. Jenis pakaian yang dijual di pasar Kodok ini biasanya berjumlah terbatas atau malah hanya tersedia sebanyak 1 buah saja sehingga terkesan lebih personal. Efek personalitas ini yang tidak bisa didapat jika kita membeli pakaian di mall atau supermarket karena pakaian-pakaian yang dijual di sana rata-rata dibuat secara massal.

Mereka yang datang bukan hanya pemakai langsung, namun juga banyak pedagang pakaian bekas dari luar Tabanan yang akan menjual kembali pakaian bekas ini. Biasanya pengunjung sudah memadati pasar kodok sejak pukul 09.00 Wita, dan akan lebih padat pada hari libur, Sabtu atau Minggu. Menjelang siang hari di hari-hari libur, akan merupakan pemandangan yang biasa jajaran mobil-mobil mewah disepanjang areal persawahan menuju pasar kodok, yang masih sangat bernuansa alami persawahan khas kota Tabanan sebagai lumbung padinya Bali.
Pasar Kodok Tabanan

Di pasar ini akan sangat mudah pengunjung mendapatkan merek-merek terkenal. Semua harga tergantung dari jenis pakaian dan bahannya, bahkan untuk pakaian-pakaian anak-anak bisa didapat dengan harga Rp. 3000,- s/d Rp. 5000,-/pcs. Sebut saja merek Levis, Wrangler, Ellesse, Pumma, Burberrys, Nike, Polo, Get used, Religion, GAP, Christian Dior, dan puluhan merek lainnya. Apabila bisa memilih dengan sabar dan tidak terburu-buru jangan kaget kalau kita bisa mendapatkan pakaian bekas bermutu dan dalam kondisi yang masih bagus.

Sumber : http://e-kuta.com